Jumat, 08 Juni 2012

SKRIPSI JANAH

PROPOSAL



STRATEGI GURU DALAM MENERAPKAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 GANGGA TAHUN AJARAN 2011/2012

A.    Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dimanapun  ada masyarakat, disana pula terdapat pendidikan. Banyak Negara mengakui bahwa persolan pendidikan merupakan persoalan yang pelik, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan tugas Negara yang amat penting, bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu menyatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, dan tanpa kunci usaha mereka akan gagal. [1]
Dalam undang-undang 1945, salah satu tujuan nasional yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang berhasil adalah bangsa yang bisa memberikan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Salah satu upaya untuk memajukan ilmu pengetahuan adalah dengan cara memajukan pendidikan.
Oval: 1Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan, sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anaknya, begitu pula disekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa di didik oleh guru dan dosen.[2]
Pendidikan merupakan investasi yang paling urgen bagi setiap bangsa, bangsa yang sedang giatnya membangun. Lancarnya pembangunan disuatu bangsa ditentukan oleh mutu pendidikan.
Mutu pendidikan sangat tergantung pada komponen-komponen yang terdapat dalam pendidikan, diantara komponen yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya pendidikan adalah tergantung dari kualitas guru dengan kata lain guru harus profesional.
Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penaggung jawab sistem pendidikan.[3]
Made pidarta mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan yaitu:
a.       Filsafat negara
b.      Agama
c.       Sosial yang mencakup psikologi, peranan kelompok profesi, dan keimanan
d.      Kebudayaan yang diartikan sebagai ilmu, teknologi, kesenian dan norma
e.       Ekonomi yang mencakup keterampilan berpikir, keterampilan tangan, dan perkembangan ekonomi
f.       Politik yang mencakup, ideologi,cita-cita, dan semangat kebangsaan
g.      Demografi, terdiri dari perkembangan penduduk, penyebaran penduduk, dan kepadatan penduduk.[4]

Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan diri dan dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu program yang dilakukan pemerintah indonesia dalam bidang pendidikan adalah memusatkan mutu pendidikan pada peningkatan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru dan siswa sebagai unsur-unsur manusiawi seperti kemampuan, keterampilan, motivasi, kreativitas dan lain sebagainya yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka perlu difikirkan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada.
Pembelajaran sebagai proses dalam senuah pendidikan memerlukan siasat, metode, dan teknik yang bermacam-macam sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik dan mendalam. Untuk mewujudkan proses dan produk tersebut, kemampuan mendayagunakan metode atau cara mengajar dan cara didalam melakukan penilaian terhadap peserta didik sangat diperlukan untuk lebih menjamin swadaya dan swakarsa peserta didik yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Masalah pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya pendidikan manusia akan mengalami kesulitan untuk berkembang lebih maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidupnya. Bahkan maju mundurnya Negara tergantung dari maju mundurnya pendidikan di negara tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah banyak melakukan pembenahan dalam bidang pendidikan seperti penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perkembangan masyarakat pada masing-masing daerah dan kebutuhan masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, maka fungsi dan peranan sekolah, guru, siswa maupun masyarakat serta pihak-pihak terkait hendaknya benar-benar difungsikan dengan baik sehingga mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial khususnya mata pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah dapat berhasil dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Dalam penerapan kurikilum tingkat satuan pendidikan (KTSP) siswa perlu dibekali dan dipersiapkan mengahadapi perubahan. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan empat pilar pendidikan yaitu peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu memperkuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sehingga mampu membangun pemahaman maupun pengetahuannya  terhadap dunia sekitarnya (learning to know).
Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi (learning to live together) akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman  dan perbedaan hidup[5].
Paradigma baru pendidikan IPS khususnya ekonomi menghendaki dilakukan inovasi yang terintegrasi dan berkesinambungan. Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu inovasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Kebiasaan yang dilakukan guru dalam mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui pertanyaan, observasi, pemberian tugas, dan tes akan sangat bermanfaat dalam melakukan tingkat penugasan dan dalam evaluasi keefektifan pembelajaran.
Informasi yang akurat mengenai sejauh mana pemahaman siswa dalam belajar serta tentang hasil belajar, minat, dan kebutuhan siswa hanya dapat diperoleh melalui penilaian dan evaluasi yang efektif. Dalam pelaksanaan penilaian pada hakikatnya harus dialkukan secara berkala dan berkesinambungan, disamping itu juga penilaian harus dapat menaksir kemampuan secara menyeluruh yang meliputi proses, dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai dalam belajar.
Untuk menghindari adanya berbagai kelemahan dalam pelaksanaan penilaian, maka dikembangkan sistem penilaian yang lebih konferhensif yang mempertimbangkan segala aspek dari siswa yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan seperti penilaian portofolio, dimana penilaian ini merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik  yang tersusun secara sistematis  dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu[6].
Misalnya untuk menentukan nilai semester siswa maka seorang guru menyimpulkan dari nilai rata-rata, hasilulangan harian,tugas-tugas terstruktur dan kemudian semua indikator dan hasilbelajar siswa tersebut tercatat dan didokumentasikan kedalam sebuah map.
Di harapkan dengan inovasi sistem penilaian yang baru yang tidak hanya menerapkan penilaian konvensional yang mana hasil belajar siswa hanya dinilai berdasarkan kemampuan siswa pada penugasan dan kecendrungan siswa belajar berorientasi pada penguasaan materi secara kognitif saja dapat mengembangkan kekeratifan (kreativitas) siswa dalam belajar sehingga bakat mereka dapat tersalurkan karena kendala terhadap gerakan kreativitas terletak pada alat-alat ukur (tes) yang biasanya dipakai di sekolah-sekolah, yaitu tes intelegensi tradisional yang hanya mengukur kemampuan kognitif siswa semata sehingga dengan demikian, pengembangan kemampuan mental-intelektual anak secara utuh diabaikan[7].
Setelah peneliti mengadakan observasi awal bahwa diketahui di SMAN I Gangga terdapat permasalahan yang kompleks terutama tentang guru yang menggunakan strategi dalam menilai dengan menggunakan potopolio dalam mengembangkan kreativitas siswa khususnya di kelas XI IPS 1 mengalami suatu kendala sehingga guru merasa kesulitan dalam proses pengembangan kreativitas belajar siswa. Menurut hemat penulis, salah satu penyebab kurang efektif seorang guru dalam penggunaan strategi tersebut adalah kurang memperhatikan minat, bakat.[8]
Hal ini merupakan permasalahan yang perlu diteliti lebih lanjut, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Strategi Guru Dalam Menerapkan Penilaian Portopolio Untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi DI SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012”
B.     Fokus Penelitian
Adapun yang fokus penelitian ini adalah :
1.         Bagaimanakah Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
2.         Apakah Kendala yang dihadapi dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
3.         Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
C.    Tujuan dan Manfaat
1.    Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.    Mengetahui Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
b.    Mengetahui Kendala yang dihadapai dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
c.    Mengetahui Upaya yang dilakukan dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
2.    Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara garis besar terbagi menjadi 2, yaitu :
a.       Secara Teoritis
Diharapkan setelah penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan bagi guru dan calon guru dalam upaya Pengembangan kreativitas siswa serta masyarakat pada umumnya. 
b.         Secara Praktis
1)        Sebagai sumbangan ilmiah kepada kepala SMAN 1 Gangga dalam upaya penerapan penilaian portopolio dalam mengembangkan minat, bakat kepemimpinannya sebagai supervisor.
2)        Sebagai bahan masukan kepada semua guru dan staf di SMAN 1 Gangga dalam meningkatkan kualitasnya mengajarnya.
3)        Sebagai telaah pustaka kepada peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini pada masa-masa yang akan datang.
D.    Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1.    Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dimaksudkan untuk membatasi masalah-masalah penelitian guna memudahkan peneliti dalam memperoleh data terkait dengan fokus penelitian sehingga pembahaasan menjadi lebih terukur.
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi : Pengertian penilaian, potopolio, Kreativitas belajar dan Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa.
2.    Setting Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di SMAN 1 Gangga kabupaten Lombok Utara. Alasan Peneliti mengambil lokasi penelitian adalah SMAN 1 Gangga lokasi penelitian mudah terjangkau oleh peneliti sehingga dalam melakukan penelitian diharapkan akan berjalan dengan efektif dan efisien serta mendapatkan data-data yang valid. Sepengetahuan penulis belum ada seorang yang pernah meneliti tentang strategi yang digunakan guru dalam menerapkan penilaian portofolio untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa di SMAN 1 Gangga.
E.     Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini dilakukan untuk mengetahui posisi penelitian yang dilakukan peneliti (state of affairs) diantara hasil-hasil penelitiam/buku-buku terdahulu yang bertopik senada (prior research on the topic). Tujuannya adalah untuk mengetahui kebaharuan atau orisinalitas dan urgensi penelitian bagi pengembangan ilmu terkait. Dalam telaah pustaka ini, penulis akan menulis hasil-hasil penelitian terdahulu yang bertopik senada, seperti :
1.    Penelitian yang dilakukan oleh Sutifa Saleh   dengan judul penerapan sistem penilaian portofolio dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA terpadu –Biologi kelas VII A di SMP negeri 13 Mataram tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian  merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK)[9]
2.    Penelitian yang dilakukan oleh Ziadatul Khaer dengan judul pengaruh pembelajaran berbasis portofolio terhadap ketuntasan belajar bidang studi IPS (akuntansi) pada siswa kelas X jurusan akuntansi di SMK  Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen yaitu ingin  meneliti pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lainnya.[10]
Penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini memang sama-sama membahas tentang portofolio sebagai objek  kajian. Letak perbedaannya, bahwa penelitian ini selanjutnya menitik beratkan pembahasan pada pengebangan kreativitas belajar dari siswa, yaitu bagaimana strategi yang digunakan oleh guru mata pelajaran ekonomi dalam menerapkan penilaian portofolio tersebut untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajarnya, khususnya pada mata pelajaran ekonomi.
F.     Kerangka Teoritik
1.      Konsep Penilaian
a.       Pengertian penilaian
Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik.
Penilaian juga merupakan suatu pernyataan yang berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karaktristik seseorang atau sesuatu. Definisi penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan yang mencakupsemua proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karaktristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karaktristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Alat yang digunakan dalam penilaian dapat berupa metode dan prosedur formal maupun informal[11].
b.      Jenis teknik tes dan nontes sebagai alat dalam melakukan evaluasi
1)   Pengumpulan data tes
a)    Pengertian tes
Menurut Anne anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul psychological testing,  yang di maksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat di gunakan secara meluas, serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis  atau tingkah laku individu.Adapun menurut Lee J.Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of psychological testing , tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurutr Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka satu sama lain[12].
Dari definisi-definisi di atas dapat kita pahami bahwa dalam dunia pendidikan yang dimaksudkan dengan tes adalah cara yang dapat dipergunakaan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab  atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh orang yang akan dites sehingga dapat menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi yang dicapai oleh orang yang melakuakan tes tersebut.
b)   Fungsi tes
       Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :
(1)   Sebagai alat pengukur terhadap peserta didk. Dalam hubungnan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menmpuh proses belajar  mengajar dalam jangka waktu tertentu.
(2)      Sebagai alat pengukur kebnerhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat dikethui  sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan  telah dicapai.
c)    Penggolongan tes
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, yaitu:
(1)      Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar peserta didik
(a)      Tes seleksi
      Tes seleksi sering dikenal dengan istilah ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasilnya digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tegolong paling baik darisekian banyak calon yang mengikuti tes.
(b)     Tes awal
      Tes awal sering dikenal dengan fre-test. Tes jenis ini dilaksanakn dengan tujuan untuk mengetahui  sejauh manakah materi materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik.
(c)      Tes akhir
      Tes akhir dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah  semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
(d)     Tes diagnostik
      Adalah tes yang dilaksanakan untuk menetukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
(e)      Tes formatif
      Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajran dalm waktu tertentu.
(f)      Tes sumatif
     Tes sumatif adalah  tes hasil belajar yng dilaksanakn setelah sekumpulan satuan program pengajaran telah diberikan.
(2)      Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap.
(a)      Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau untuk mengethui tingkat kecerdasan seseorang
(b)     Tes kemampuan yakni salah satu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oles teste
(c)      Tes sikap yakni salah satu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi  atau kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu atupun obyek-obyek tertentu
(d)     Tes keperibadian yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya berbicara,berpakaian,hobi. Tes hasil belajar yang sering juga disebut dengan istilah  pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar[13].


2)   Pengumpulan data nontes
    Teknik data tes bukanlah merupkan satu-satunya teknik atau cara yang dilakukan oleh seseorng atau guru dalam melakukan penilaian dalam proses belajara  mengajar, disamping itu ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan untuk menilai hasil belaajar peserta didik yaitu data non tes. Dengan non-tes maka penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan pengamatan[14].
      Adapun alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara  nontes   terdiri dari
a)    Pengamatan (observation)
Secara umum pengertian observasi adalah cara yang menghimpun bahan-bahan keterangan /data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
b)   Wawancara (interview)
.....     Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
.... Ada dua jenis wawancara yang dapat dilakukan sebagai alat evaluasi adalah:
(1)     Wawancara terpimpin yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis
(2)     Wawancara tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhan atau wawancara tidak sistematis atau wawancara bebas.
c)    Angket (Questionaire)
Berbeda dengan wawancara dimana penilai (evaluator) berhadapan secara langsung (face to face) dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket  pengumpulan data sebagai penilaian hasil belajar jauh lebih prktis, waktu yang digunakan lebih sedikit.
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka. Tujuan penggunaan angket atau kuisioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memproleh data mengenai latar belakang peserta didik  sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tngkah laku siswa dalam proses belajar mengajar[15].
. Adapun cara mengevaluasi data nontes terdiri dari :
a)      Performance assasement
Penilaian performasi (Performance assasement) adalah proses pengumpulan informasi melalui pengamatan secara sistematis untuk mengambil keputusan terhadap siswa dan siswi. Untuk menelaah performasi sasaran dilakukan melalui pemberian tugas performasi  (performance task). Tugas performasi merupakan bagian dari pembelajaran secara reguler.
b)      Proyek
........       Proyek adalah suatu tugas yang meminta siswa dan siswi menghasilkan sesuatu oleh dirinya sendiri pada suatu topic yang berhubungan dengan kurikulum dan lebih dari hanya sekedar memproduksi. Tugas dalam proyek bermanfaat  untuk menilai :
(1) Keterampilan menyelidiki secara umum
(2)  Pemahaman dan penngetahuan dalam bidang tertentu
(3)  Kemampuan  mengaplikasi penegbetahuan dalam suatu penyelidikan.
(4)  Kemampuan menyelidiki scara jelas.
Tahapan dalam proyek mencakup :
(1)      Perencanaan
(2)      Pengumpulan data
(3)      Pengolaha data
(4)      Penyajian data
c)      Portofolio
........ Portofolio adalah sekumpulan tugas/tes atau karya siswa dan sisiwi yang dikaitkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan atau kumpulan pekerjaan individu secara sistematis.
      Beberapa perbedaan atau kelebihan portofolio dibadingkan tes adalah:
(1)     Dapat mewakili cakupan tujuan
(2)     Mengukur pencapaian belajar tiap individu dengan memungkinkan adanya perbedaan antar individu 
(3)     Merupakan pendekatan kolaboratif dalam assesmen
(4)     Memiliki tujuan assesmen dari siswa
(5)     Menuju pada peningkatan, usaha dan pencapaian
(6)     Memadukan antara assesmen,mengajar dan belajar.
2.      Konsep Penilain Portopolio
a.       Model penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis  kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk membantu perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu[16].
Penilaian portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka. Dalam hal ini, penilaian portofolio dapat dianggap sebagai salah satu alat pengajaran yang merupakan komponen kurikulum. Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio merupakan suatu usaha menghimpun dokumen pembelajaran dengan cara mencari dan mengumpulkan untuk memeperoleh berbagai informasi tentang pengalaman belajar dari siswa, baik dari bukti-bukti kemajuan siswa atau kelompok , bukti prestasi, ketrerampilan maupun sikap siswa yang dikoleksi atau didokumentasikan dari informasi tersebut digunakan sebagi balikan (feed back) dalam mewujudkan suatu proses belajar mengajar untuk mengumpulkan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang dikoleksi menurut panduan-panduan yang telah ditentukan.
b.      Fungsi dan tujuan penilaian portofolio
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam  mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.
Portofolio dapat pula berfungsi sebagai alat untuk :
1)   Melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar
2)   Perluasan dimensi belajar
3)   Pembaharuan kembali proses belajar mengajar
4)   Penekanan pada pengembangan  pandangan peserta didik dalam belajar
            Penilaian portofolio bertujuan sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik.
Penilaian portofolio digunakan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai penilaian sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka raport peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Raport merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan kumpulan dari raport, sehingga raport tetap harus dibuat.
        Portofolio dalam penilaian di kelas  dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu :
1)   Menghargai perkembangan yang dimiki peserta didik
2)   Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
3)   Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik
4)   Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
5)   Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
6)   Bertukar informasi dengan orang tua /wali peserta didik dan guru lain
7)   Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri postif pada peserta didik
8)   Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.

c.       Prinsip penilaian portofolio
     Berbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam menggunakan penilaian portofolio disekolah, antara lain :
1)   Saling percaya
Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berlangsung dua arah antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik dengan peserta didik lainnya yang harus dibina secara sinergis. Dalam penilaian portofolio guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik dan peserta didik lainnya harus memiliki rasa saling mempercayai. Guru hendaknya seoptimal mungkin menciptakan suasana pembelajaran dan penilaian  yang kondusif sehingga peserta didik dapat dengan mudah memperlihatkan kemampuannya secara optimal sesuai dengan harapan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang dituntut dalam kurikulum. Namun demikian, guru tidaklah harus menciptakan suasana belajar yang dibuat-buat sehingga seoalah-olah harus diciptakan kegiatan pembelajaran yang mengada-ada. Sebaiknya, diwujudkan hubungan antara guru dan peserta didik yang wajar dan alami, yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung dengan baik dan menyenangkan.
2)   Kerahasiaan bersama
Kerahasiaan eviden peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu ataupun kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik lain atau kelompok lain, sebelum diadakan eksibisi (pameran). Penjagaan kerahasiaan ini akan memotivasi peserta didik untuk memperbaiki eviden mereka. Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain, yang tidak berkepentingan.
3)   Milik bersama
Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa semua eviden merupakan milik bersama yang harus dijaga secara bersama-sama pula. Oleh karena itu, semua eviden atau dokumen harus menjadi milik bersama antar guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik perlu menyepakati bersama diamana eviden yang telah dihasilkan peserta didik akan disimpan. Hal ini akan mempermudah peserta didik untuk menyimpan dan mengambil kembali portofolio mereka. Selain itu, peserta didik akan merasa memiliki terhadap hasil kerja mereka, dan pada ahirnya tumbuh rasa tanggung jawab pada diri mereka.
4)   Kepuasan dan keesuian
Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Kepuasan pihak teletak pada tercapainya standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator tersebut yang dimanifestasikan melalui eviden peserta didik. Kesesuaian ini akan menjamin ketercapaian kompetensi yang menjadi kriteria keberhasilan belajar peserta didik disekolah. Seluruh eviden peserta didik mulai dari awal mereka belajar sampai pada akhir kurun waktu tertentu disimpan ditempat yang aman dan mudah diakses. Tidak semua evidence peserta didik dapat memuaskan guru maupun peserta didik. Tetapi, hasil kerja portofolio seharusnya berisi keterangan-keterangan dan bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan peserta didik. Portofolio hendaknya juga merupakan bukti prestasi cemerlang peserta didik dan keberhasilan pembinaan guru.
5)   Penciptaan budaya mengajar
Sebagian orang berpendapat bahwa portofolio adalah metode pengajaran, sedangkan yang lainnya menganggap sebagai salah satu alat penilaian. Sebenarnya, antara pengajaran dan penilaian portofolio tidak dapat dipisahkan. Penialaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pengajarannya pun menggunakan pendekatan portofolio. Jika dalam mengajar guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal fakta atau pengetahuan pada taraf yang rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya yang nyata yang menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.
6)   Refleksi bersama
Penilaian portofolio memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan dan mengamati pemahaman mereka tentang kompetensi dasar dan indikator yang telah mereka peroleh. Portofolio secara jelas mencerminkan hasil peserta didik yang dirumuskan dan diidentifikasikan dalam kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan dipelajari oleh peserta didik. Portofolio difokuskan pada pengalaman belajar peserta didik dari aspek pengetahuan keterampilan dan sikap dalam periode waktu tertentu (misalnya dalam waktu satu semester).

7)   Proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian peserta didik mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya.
Aspek lain dari penilaian portofolio yaitu aspek penilaian hasil, yaitu menilai hasil akhir dari suatu tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian maka penilaian portofolio tidak hanya sekedar menilai hasil akhir pembelajaran melainkan juga perlu memberikan penilaian terhadap proses belajar[17].
Berdasarkan uraian  mmengenai prinsip dari penilaian portofolio di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip suatu penilaian portofolio menekankan pada bagaimana dalam penilaian portofolio tersebut harus adaanya rasa saling percaya yang akan tercipta dengan adanya kejujuran dan saling  keterbukaan antara guru dan pesreta didik, kerahasiaan bersama yng dilakukan agar peserta didik yang memiliki kemampuan rendah dan tinggi tidak merasa dibeda-bedakan.
Kepuasan dan kesesuain yang menjadi tujuan ahir dari sebuah penilaian portofolio dan akan dapat menjamin ketrecapaian dari kompetensi yang menjadi criteria keberhasilan dari proses beajar peserta didik.penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama yang akan membuat peserta didik dapat secara mandiri merefleksikan kemampuan mereka sendiri,memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan mengambil keputusan sendiri. Proses dan hasil  yang menekankan pada proses ketika proses pembelajaran berlangsung (sikap atupun auntusias), sedangkan hasil yaitu mrupakan penilaian dari proses selama pembelajaran tersebut berlangsung.
d.   Keunggulan menggunakan penilaian portofolio
1)   Perubahan paradigma penilaian
Perubahan paradigma penilaian adalah dengan adanya perubahan membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik kepada pengembangan kemampuan peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri. Penilaian portofolio dapat membantu guru membakukan dan mengevaluasi kemampuan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan harapan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik dikelas. Penilaian portofolio juga dapat membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab terhadap yang mereka kerjakan dikelas dan meningkatkan peran serta mereka dalam kegiatan pembelajaran.
2)   Akuntabilitas
Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability). Guru sebagai pendidik bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Portofolio adalah salah satu penilaian yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilaian yang bertanggung jawab kepada konstituen yang dimaksud diatas. Proses seleksi eviden, hasil kerja, ataupun dokumen yang telah dikerjakan peserta didik senantiasa melibatkan peserta didik dalam penilaian. Dengan demikian, pertanggung jawaban akan lebih mudah dilakuakan dibandingkan dengan bentuk penilaian lainnnya.
3)   Peserta didik sebagi individu dan peran aktif peserta didik.
Ciri khas penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagi individu, yang masing-masing memiliki karakteristik, kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Ciri khas ini merupakan keunggulan, dimana penilaian portofolio sangat berguna manakala program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual. Salah satu kelebihan portofolio adalah memungkinkan peran aktif dalam proses penilaian, dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
4)        Peserta didik sebagi individu dan peran aktif peserta didik.
Penilaian portofolio dapat mendorong guru  untuk mendokumentasikan kebutuhan dan asset komunitas yang berminat. Penilaian portofolio juga dapat mengklarifikasikan dan mengidentifikasi progam pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan pemikiran disamping pengembangan program. Proses untuk menentukan kriteria untuk portofolio akan mengalir dengan sendirinya dari tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam program pembelajaran.
Namun demikian, dalam program pembelajaran yang tujuan pembelajarannya tidak secara jelas dinyatakan, pengembangan program pengajaran mungkin dapat mengklarifikasi tentang tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai dan hasil kerja peserta didik  yang bagaimana yang bisa diterima sebagai bahan portofolio. Dengan demikian, kriteria portofolio akan berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran (indikator pencapaian hasil belajar)
5)        Keterlibatan orang tua dan masyarakat
Salah satu kelebihan penilaian portofolio adalah sebagai  alat komunikasi dengan adanya keterlibatan pihak luar seperti guru, orang tua, komite sekolah dan masyarakat luas. Penilaian portofolio melibatkan guru dan masyarakat untuk berperan serta dalam pencapaian kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan konteks kurikulum dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes yang selama ini dihasilkan. Penilaian portofolio lebih bermakna dibandingkan dengan bentuk penilaian lainnya mengingat adanya keterlibatan orang tua, komite sekolah, dan masyarakat luas.
6)   Penilaian diri
Salah satu kelebihan penilaian portofolio adalah pengukuran dilakukan berdasarkan eviden peserta didik yang asli. Portofolio memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri sendiri, refleksi dan pemikiran yang kritis.
7)   Penilaian yang fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan pengukuran yang fleksibel yang bergantung kepada indikator pencapaian hasil belajar yang ditentukan.
8)   Tanggung jawab bersama
Penilaian portofolio memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama bertanggung jawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9)   Keadilan
Portofolio adalah salah satu alat penilaian yang ideal untuk kelas yang heterogen, yang sangat berguna bagi guru untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan mereka. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dengan mudah menunjukkan kemampuan mereka. Sedangkan peserta didik yang memiliki kelemahan dapat ditolong untuk meningkatkan kemampuan mereka dan menunjukkan usaha mereka sesegera mungkin[18]
3.      Kreativitas Belajar
a.    Pengertian kreativitas belajar
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Rogers (1962)  menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah dorogan untuk mengaktualisasi diri , mewujudkan potensi dorongan untuk berkembang dan jadi matang, kecendrungan untuk mengekspresikan dan  mengaktifkan semua kemampuan organisme. Clark Moustakis (1967) sikologi humanistic menyatakan bahwa kretivitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungn dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain[19].
Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sabagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, 1968). Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lungkungannya. Ditinjau dari aspek pendorong, kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal dan dorongan eksternal dari lingkungan. Ditinjau dari segi proses, menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Ditinjau dari produk, kreativitas menekankan bahwa apa yang yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal dan bermakna[20].
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau aktivitas, dapat berfikir kraeatif yaitu kemampuan seseorang untuk mengembangkan bakat yang dimiliki serta melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.
b.    Peranan sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak
1)   Membangkitkan kreativitas disekolah
a)    Sikap guru, Motivasi instrinsik akan tumbuh jika guru memungkinkan anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas waktu tertentu dikelas. Seorang guru yang mendorong otonomi anak menggunakan peendekatan memberikan gagasan, saran dan bimbingan, tetapi tidak memberikan jawaban dan petunjuk eksplisit. Guru memberikan banyak materi dan dorongan kepada anak untuk mencetuskan gagsan sendiri.
b)   Falsafah mengajar
Falsafah mengajar yang mendorong kreativitas anak secra keseluruhan adalah sebagi berikut :
1.    Belajar adalah sangat penting dan menyenangkan
2.    Anak patut dihargai dan dsyangi sebagai pribadi yang unik
3.    Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif. Mereka perlu didorong untuk membawa pengalaman, gagasan, minat, dan bahan mereka kedalam kelas.
4.    Anak perlu merasa nyaman dan dirngsang didalam kelas
5.    Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kenbanggaan didalam kelas. Merea perlu dilbatkan dalam merancang kegiatan belajar.
6.    Guru merupakan nara sumber
7.    Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka baik bersama guru maupun teman sebaya
8.    Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman didunia nyata.
2)   Strategi mengajar
a)    Penilaian
Dalam kelas yang menunjng kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuaan siswa melalui intraksi yang terus menerus dengan siswa. Pekerjaan siswa dikembalikan degan banyak catatan dari guru dan kemudian secara berkala guru meemberikan catatan tentang kemajuan siswa.
Dalam model yang menunjang motivasi intrinsik dan kreativitas, anak sebagian besar bertanggung jawab untuk memonitor sendiri pekerjaan mereka. Guru memberikan mereka tujuan dalam bidang tertentu yang harus diselesaikan dalam waktu tetentu , tetapi anak mempunyai otonomi untuk menetukan bagaimana menyelesaikan tujuan belajar, dan mereka bertanggung jawab mengatur langkah-langkah kemajuan mereka kearah tujuan.
b)   Hadiah
Hadiah yang diberikan hendaknya berkaitan erta dengan kegiatannya.  Hadiah yang terbaik untuk pekerjaan yang  baik adalah yang tidak berupa materi. Seperti senyuman atau anggukan kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan mempersentasikan pekerjaan mereka.
c)    Pilihan
Kreativitas tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan sesuatu dengan satu cara. Berilah kegiatan yang berstruktur dalam struktur tertentu. mereka memerlukan batasan dan garis besar   dalam mengerjakan suatu tugas,, tetapi dalam batasan-batasn ini hendaknya diberi kemungkinan untuk membut pilihan[21].
G.    Metode Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis agar data yang benar keabsahannya  sehingga penelitian ini layak untuk diuji kebenarannya.
1.    Pendekatan Penelitian
Dalam  penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pemilihan penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada fenomena kasus yang akan diteliti yaitu strategi guru. Srategi guru  merupakan salah satu metode  yang digunakan untuk mengetahui perkembangan kreativitas belajar siswa  melalui penilaian portopolio. Hal ini bersesuaian dengan pengertian penelitian kualitatif  yaitu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah  manusia[22]. Pendekatan Kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis fenomenologi yaitu penelitian yang berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang tertentu[23].
2.    Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi penelitian mutlak diperlukan[24].
Berdasarkan hal tersebut, kehadiran peneliti dalam penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari pengamatan secara langsung. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen kunci dan melibatkan diri dalam pelaksanaan kegiatan yang diteliti dan bukan bermaksud mempengaruhi obyek yang akan diteliti tapi semata-mata untuk mendapatkan data yang akurat.
3.    Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Gangga kabupaten Lombok Utara. Adapun alasan Pemilihan Lokasi Penelitian ini adalah:
a.       Di SMAN 1 Gangga kabupaten Lombok Utara merupakan tempat penelitian mudah terjangkau oleh peneliti sehingga dalam melakukan penelitian akan mudah dalam menggali data.
b.      Sepengetahuan penulis belum ada seorang yang pernah meneliti tentang strategi yang digunakan guru dalam menerapkan penilaian portofolio untuk mengembangkan kreativitas belajar siswa di SMAN 1 Gangga.
4.    Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh[25]. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan purposive sampling artinya data diperoleh dari sumber data yang mampu memberikan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Nasution menjelaskan bahwa sumber data adalah yang wajar atau natural setting dimana peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berdasarkan metode yang sudah ditetapkan tanpa dipengaruhi dengan disengaja[26].  Adapun yang menjadi sumber data yang menjadi sasaran utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Kepala SMAN 1 Gangga kaupaten Lombok Utara sebagai Supervisor
b.    Tiga orang pembina dan guru SMAN 1  Gangga yang mengampu  mata pelajaran ekonomi dan Aqidah Akhlak.
c.    Semua Staf sekolah di SMAN 1 Gangga yang ikut terlibat dalam penggunaan strategi penilaian portopolio.
5.    Prosedur Pengumpulan Data
Pada umumnya pengumpulan data dalam penelitian Kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi[27].
a.          Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan obyek yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan ruang (tempat), pelaku kegiatan, obyek perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan[28].
Dalam penelitian ini, metode observasi akan peneliti gunakan untuk mencari data tentang Konsep Penilaian,  penilaian portopolio dan Kreativitas Belajar siswa.
b.    Metode Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara[29]. Selanjutnya Esterberg dalam Sugiono mengemukakan bahwa terdapat 3 macam wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur[30].  Oleh karena dalam penelitian ini sumber data sudah di tentukan maka teknik wawancara yang akan peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur terutama sekali kepada responden yang terlibat secara langsung kepada guru yang  menggunakan strategi di SMAN 1 Gangga dalam menerapkan penilaian portopolio guna mengembangkan kreativitas belajar.
Dalam penelitian ini metode wawancara akan peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang  bagaimana strategi guru dalam menerapkan penilaian portopolio,dan kendala-kendala yang dihadapi dalam starategi tersebut dan upaya yang harus laksanaan ketika terjadi problem dalam stategi guru ketika penerapan penilaian portopolio.
c.    Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang beruba catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, langgar dan sebagainya[31]. Dengan demikian metode dokumentasi bermaksud mencari data dengan mengklasifikasikan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang stategi guru strategi guru dalam menerapkan penilaian portopolio untuk mengembangkan kreativitas belajar siswa di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012.
6.    Teknik Analisis Data
Menurut Iskandar, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data[32].
Berdasarkan penelitian yang bersifat deskriftif kualitatif maka data akan dikumpulkan dan analisis. Analisis data deskriptif mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis[33]. Dengan menganalisis data dengan metode Huberman dan Milles peneliti akan mengmbil langkah-langkah reduksi data, penyajian data, mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
7.    Validitas data
Untuk menjamin validitas data penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksaan yang dikemukakan oleh para pakar penelitian. Teknik-teknik yang dimaksud adalah[34]:
a.    Perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan
Dengan semakin lamanya peneliti ikut serta di lapangan, maka informasi yang diperoleh dapat diuji kebenarannya. Selain itu perpanjangan keikutsertaan peneliti juga dapat memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh gejala atau fenomena yang diteliti.
b.    Meningkatkan ketekunan pengamatan
Dalam penelitian ini, ketekunan pengamatan peneliti sangat diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial dalam situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan perhatian secara rinci dan mendalam. Ketekunan pengamatan oleh peneliti dalam penelitian ini akan membantu menyediakan kedalaman informasi melalui pengamatan yang teliti dan rinci secara kesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol pada masalah yang sedang di teliti.
c.    Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Dalam penelitian ini, teknik triangulasi akan peneliti gunakan untuk membandingkan antara hasil wawancara peneliti dengan informan kunci dan hasil wawancara dengan beberapa orang informan lainnya untuk kemudian peneliti konfirmasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti di lapangan sehingga keabsahan data terpenuhi. Teknik ini mencoba mengkroscek temuan dengan membandingkan dengan sumber, metode, pengamat dan teori yang ada.[35]
d.   Tersedianya referensi
Ketersediaan dan kecukupan referensi dapat mendukung kepercayaan data penelitian seperti penyediaan foto, handicam, tape recorder. Referensi akan peneliti gunakan sewaktu mengadakan pengamatan berperan serta dalam setting sosial penelitian ini. Peneliti akan merekam kegiatan dengan handicam, foto dan wawancara peneliti dengan responden. Dengan demikian apabila dicek kebenaran data penelitian maka referensi yang tersedia dapat dimanfaatkan sehingga tingkat kepercayaan data tercapai.[36]
H.    Daftar Pustaka
Arikunto Suharismi.2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005
Budimansyah  Dasim. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Ekonomi. Bandung: PT.Genesindo
Bungin Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Hadi Sutrisno.Metodologi Research.Jilid 2.Ed 1, cet. 27 Yogyakarta: PT Andi,2002.
Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada, 2009
Made Pidarta. Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2006
Moleong Lexy J.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Munandar Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta,2009
Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
P. Joko Subagyo.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta,1992.
S. Nasution.Metode Research: Penelitian Ilmiah.Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Sudijono Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada,2006.
Sugiono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011
Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Syaifuddin Azwar. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi. Mataram: IAIN Mataram, 2010
Surapranata Sumarna . Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009




[1] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),h.1
[2] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta,2006 ),h. 1
              [3]  Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, ( Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2009), h. 230
             [4] Made pidarta, Landasan......., h. 29
                             [5].Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio.(Bandung: PT.Genesindo, 2003),  h.5.
[6] Sumarna Surapranata,  Penilaian Portofolio Implementasi Kurikukulum 2004. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),  h.21.
[7] Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h, 7.
[8]  Observasi, tanggal  04 April 2012
                              [9] Sutifa Saleh, Penerapan Sistem Penilaian Portofolio dalam Meningkatkan Keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA terpadu –Biologi kelas VII A di SMP negeri 13 Mataram”( Skripsi IAIN Mataram, 2010) h. 18
                     [10] Ziadatul khair, pembelajaran berbasis portofolio terhadap ketuntasan belajar bidang studi IPS (akuntansi) pada siswa kelas X jurusan akuntansi di SMK  Negeri 2 Mataram, (Skripsi, 2010) h.22
[11] Ibid,  h.17-18.
[12] Anas Sudijono, Pengantar Evaaluasi Pendidikan.  (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011), h.66-67

[14] Ibid,. h.76.
[15] Ibid,. h.76-84.
[16] Sumarna. Penilaian Portofolio,  h. 21.
[17] Ibid, .h. 77.
     [18] Ibid,. h.86.
     [19] Utami. Pengembangan Kreativitas, h, 12.
     [20] Ibid, h.27.
[21] Ibid, h.109.                                    
[22] Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Gaung Persada, 2009), h. 11         
[23] Ibid., h. 51.
[24] Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi,  (Mataram : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2010), h. 43.
[25] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 129.
[26] S. Nasution.Metode Research: Penelitian Ilmiah.(Jakarta: Bumi Aksara, 2000). h.
[27] Iskandar, Metodologi...., h. 51.
[28] Ibid., h. 122
[29] Arikunto, Prosedur...., h. 155
[30] Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung  : Alfabeta, 2011), h. 233.
[31] Ibid., h. 231
[32] Iskandar, Metodologi...., h. 231.
[33] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h. 126.
[34] Iskandar, Metodologi...., h. 231.
[35] Iskandar, Metodologi...., h. 154-155
[36] Iskandar, Metodologi.....,h. 161